Posted on

Tuberkulosis (TBC) yang Bangkit Kembali: Tantangan Mengobati Infeksi Mycobacterium

Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Meskipun sudah ada obat yang efektif, TBC masih menjadi salah satu penyebab kematian infeksius tertinggi di dunia. Tantangan terbesar saat ini bukanlah TBC biasa, melainkan munculnya strain yang resisten terhadap obat. Kasus resistensi multidrug (MDR-TB) dan resistensi ekstensif (XDR-TB) mengancam upaya global untuk memberantas penyakit kuno yang mematikan ini, menjadikannya krisis kesehatan masyarakat yang mendesak.

Resistensi obat terjadi ketika bakteri Tuberkulosis bermutasi. Hal ini biasanya dipicu oleh pengobatan yang tidak tuntas, dosis yang tidak tepat, atau kualitas obat yang buruk. Pasien TBC harus mengonsumsi kombinasi obat selama minimal enam bulan. Jika pengobatan dihentikan sebelum waktunya, bakteri yang lemah akan mati, tetapi bakteri yang lebih kuat dan resisten akan bertahan dan berkembang biak. Hal ini melahirkan strain yang kebal terhadap lini pertama pengobatan.

Mengobati Tuberkulosis resisten jauh lebih rumit, mahal, dan memakan waktu lama. Pengobatan MDR-TB bisa berlangsung hingga dua tahun, melibatkan obat-obatan lini kedua yang memiliki efek samping lebih berat dan efektivitas yang lebih rendah. Dibutuhkan sistem kesehatan yang kuat untuk memastikan diagnosis yang cepat, ketersediaan obat yang konsisten, dan dukungan psikososial bagi pasien agar mereka patuh terhadap regimen pengobatan yang panjang dan menantang.

Tantangan dalam mengatasi Tuberkulosis resisten tidak hanya terletak pada aspek medis, tetapi juga sosial. Stigma penyakit seringkali membuat pasien enggan mencari pengobatan atau menyelesaikan terapi. Selain itu, kondisi hidup yang padat dan sanitasi yang buruk di banyak negara berkembang mempercepat penularan. Program penemuan kasus yang aktif dan pengujian sensitivitas obat yang akurat adalah kunci untuk menghentikan penyebaran infeksi yang semakin sulit ditangani ini.

Oleh karena itu, memerangi kebangkitan Tuberkulosis resisten memerlukan komitmen global. Diperlukan investasi yang masif dalam penelitian untuk mengembangkan obat dan vaksin baru yang lebih efektif dan waktu pengobatan yang lebih singkat. Selain itu, memperkuat program pencegahan dan kontrol infeksi di tingkat komunitas sangat penting untuk melindungi populasi dari ancaman patogen yang berevolusi ini.