Posted on

Iritasi Lambung: Mengapa Sebagian Orang Mengalami Diare Setelah Makan Jelly

Agar-agar dan jelly adalah camilan populer, namun bagi sebagian orang, konsumsinya dapat segera memicu diare. Reaksi ini seringkali mengejutkan, mengingat agar-agar terbuat dari serat yang seharusnya melancarkan pencernaan. Iritasi Lambung yang terjadi bukanlah disebabkan oleh agar-agar murni itu sendiri, melainkan oleh zat tambahan yang digunakan untuk memperkaya rasa, tekstur, dan warna camilan tersebut.

Penyebab utama diare setelah makan jelly adalah kandungan gula dan pemanis buatan yang tinggi. Kebanyakan jelly dibuat dengan tambahan gula pasir atau sirup fruktosa. Ketika gula dikonsumsi dalam jumlah besar, tubuh merespons dengan menarik air ke dalam usus besar untuk mengencerkan konsentrasi gula tersebut. Peningkatan air ini dapat menyebabkan feses menjadi encer dan memicu diare osmotik.

Bagi individu dengan sindrom iritasi usus besar (IBS) atau sensitivitas pencernaan, pemanis buatan yang sering digunakan dalam jelly rendah kalori, seperti sorbitol atau maltitol, dapat Meningkatkan Iritasi Lambung. Pemanis ini, yang merupakan alkohol gula (sugar alcohol), tidak dicerna sepenuhnya di usus halus. Ketika mencapai usus besar, mereka difermentasi oleh bakteri, menghasilkan gas berlebih, kembung, dan diare.

Meskipun agar-agar adalah sumber serat larut yang baik (galaktomanan), konsumsi serat dalam jumlah besar dan tiba-tiba dapat memicu kontraksi usus. Jika seseorang tidak terbiasa dengan diet tinggi serat, shock serat ini dapat Meningkatkan Iritasi Lambung dan mempercepat transit makanan melalui usus. Reaksi ini lebih sering terjadi jika jelly dikonsumsi dalam porsi besar sekaligus.

Selain gula, beberapa produk jelly menggunakan pewarna dan perasa buatan yang dapat bertindak sebagai iritan bagi lapisan sensitif usus. Bagi individu yang memang memiliki sensitivitas atau alergi terhadap zat aditif makanan tertentu, reaksi diare dapat menjadi salah satu gejala Iritasi Lambung atau usus besar. Penting untuk mengidentifikasi dan menghindari pewarna atau perasa pemicu tersebut.

Faktor lain adalah kecepatan konsumsi. Karena jelly adalah makanan dingin dan mudah ditelan, banyak orang mengonsumsinya dengan sangat cepat. Asupan dingin dan cepat ini dapat menyebabkan thermal shock pada saluran pencernaan. Kombinasi antara shock suhu dan kandungan gula atau pemanis buatan yang tinggi dapat memperburuk sensitivitas usus yang sudah ada.

Untuk menghindari diare, pilihlah agar-agar yang dibuat sendiri dengan pemanis alami rendah kalori seperti stevia, atau manfaatkan pemanis dari buah-buahan utuh. Batasi ukuran porsi Anda dan konsumsilah jelly sebagai bagian dari makanan seimbang, bukan sebagai camilan tunggal yang berlebihan. Kenali batas toleransi usus Anda terhadap gula dan pemanis buatan.

Kesimpulannya, diare setelah makan jelly sebagian besar adalah respons terhadap gula, pemanis buatan, atau serat yang terlalu cepat dikonsumsi. Memahami bahwa zat tambahan, bukan agar-agar murni, yang Meningkatkan Iritasi Lambung adalah kunci untuk menikmati camilan ini tanpa mengganggu kenyamanan pencernaan Anda.