Profesi perawat dikenal penuh tekanan, menuntut fisik dan emosional yang prima. Namun, tingginya tingkat stres yang dialami perawat seringkali berdampak negatif pada aspek fundamental kesehatan mereka, salah satunya adalah kualitas tidur. Hubungan antara stres dan tidur pada perawat membentuk lingkaran setan yang jika tidak diatasi, dapat mengganggu kesehatan, kinerja, dan bahkan keselamatan pasien.
Stres pada perawat dapat bersumber dari berbagai faktor, termasuk beban kerja yang berat, jam kerja yang tidak teratur (shift malam), tuntutan emosional dalam merawat pasien sakit dan keluarga mereka, potensi konflik interpersonal, serta kurangnya dukungan. Ketika tingkat stres meningkat, tubuh melepaskan hormon seperti kortisol yang dapat mengganggu ritme tidur alami (siklus tidur-bangun).
Salah satu dampak langsung stres adalah kesulitan untuk memulai tidur (insomnia). Pikiran yang berkecamuk akibat tekanan pekerjaan seringkali membuat perawat sulit untuk rileks dan tertidur lelap. Kekhawatiran tentang pasien, tugas yang belum selesai, atau potensi masalah di tempat kerja dapat terus menghantui pikiran saat mencoba beristirahat.
Selain itu, stres juga dapat menyebabkan tidur yang tidak nyenyak dan sering terbangun di malam hari. Hormon stres yang tinggi dapat mengaktifkan sistem saraf, membuat tidur menjadi fragmentasi dan tidak restoratif. Akibatnya, perawat mungkin merasa lelah dan tidak segar meskipun telah menghabiskan waktu di tempat tidur.
Kurangnya kualitas tidur yang memadai memiliki konsekuensi serius bagi perawat. Kelelahan kronis dapat menurunkan konsentrasi, kemampuan pengambilan keputusan, dan kewaspadaan, yang sangat penting dalam lingkungan kerja yang menuntut ketelitian tinggi. Peningkatan risiko kesalahan dalam memberikan obat atau melakukan prosedur dapat membahayakan keselamatan pasien.
Lebih lanjut, kurang tidur yang berkepanjangan dapat berdampak negatif pada kesehatan fisik dan mental perawat. Risiko terkena penyakit kardiovaskular, diabetes, gangguan mood seperti kecemasan dan depresi, serta penurunan sistem kekebalan tubuh dapat meningkat. Hal ini tentu saja akan memengaruhi kemampuan perawat untuk menjalankan tugas mereka secara efektif dan berkelanjutan.
Untuk memutus lingkaran setan antara stres dan kualitas tidur pada perawat, diperlukan pendekatan multidimensi. Manajemen stres yang efektif melalui teknik relaksasi,